Jumat, 14 Juni 2013

PRAKTIKUM KONSELING INDIVUDUAL


Konseling Mikro (Micro Counseling)



v  Biodata Klien:
Nama               : Bagus Yudanto
Umur               : 15 Tahun
Alamat             : Jln. Pemuda no 1 pesantunan brebes Rt 06 Tw 03
 Sekolah           : SMP N 01 Wanasari Brebes


v  Deskripsi Masalah:
Bagus adalah siswa di sekolah menengah atas yang sedang duduk di kelas 1. Bagus adalah siswa yang banyak disukai oleh teman-temannya karena sikapnya yang sangat menyenangkan bagi teman-temanya. Prestasi bagus di sekolahnya juga cukup baik., ia selalu masuk dalam pringkat lima besar. Walaupun begitu dia tetap  tidak sombong sehingga banyak teman dan guru-guru yang senang padanya. Tidak hanya dalam bidang akademik bagus berprestasi namun dalam olah raga bagus juga memiliki prestasi yang banyak. Bagus pernah mendapatkan jura 1 sepakbola tingkat kabupaten dan mendapatkan juara satua sepak takrau tingkat kecamatan.
tetapi, akhir-akhir ini sikap bagus mulai berubah. Sudah  sebulan ini dia terlihat berbeda, nilai-nilainya pun mulai menurun, bagus juga terlihat murung dan pendiam, bahkan sekarang bagus kadang suka membolos. Hal ini yang membuat teman-temanya yang mengenalnya menjadi bertanya-tanya. Tetapi, pada hari saptu pagi bagus  datang ke ruang BK dan menemui salah satu guru BKnya. Bagus mulai menceritakan masalah yang membuatnya sikapnya berubah pada akhir-akhir ini.
bagus memiliki masalah dengan biyaya sekolahnya. Orang tuanya tidak mampu membayar biyaya sekolahnya lagi. Karena ayahnya satu-satunya orang yang kerja di keluarganya, sedangkan ayahnya di pecat dari pekerjaanya karena suatu alasan yang kurang jelas. Untuk itu bagus mencoba cari kerja apa sajah untuk membantu perekonomian keluarganya. Hal itu yang membuat bagus sekarang sikapnya berubah dan membolos karena harus bekerja untuk membantu perekonomian keluarganya.

v  Teknik yang Digunakan:
a.      Attending
Klien               : “Assalamu’alaikum, selamat pagi Pak.”
Konselor          : “Walaikumsalam, slamat pagi juga bagus, silahkan duduk Gus.”
Klien               : “Trimakasih pak. Maaf Pak, pagi-pagi begini saya sudah menggangu Bapak.”
Konselor          : “Ah, tidak apa-apa Gus. Bagaimana kabar Bagus?”
Klien               : “Alhamdulillah, baik Pak.”
Konselor          : “Syukurlah kalau begitu.”

b.      Opening
Konselor          : “Apakah bagus membolos pelajaran?”
Klien               : “Tidak Pak. Tadi habis ulangan dan  gantian sama teman lainya pak.”
Konselor          : “oh begitu.apakah ada yang ingin bagus bicarakan dengan Bapak?”


c.       Acceptance
Klien                 : “iyah pak. Saya bingung pak, orang tua menyuruh saya tetep sekolah  sedangkan saya ingin membantu mereka dengan bekerja untuk membantu perekonomian keluargaku.”
Konselor          : “Bapak bisa mengerti apa yang sedang bagus rasakan.”
Klien               : “Bagaimana tidak bingung Pak, saya harus patuh dengan orang tua, tetapi saya juga ingin membantu mereka Pak.”
Konselor          : (Konselor mengangguk-anggukan kepala dan memandangi klien sambil berucap “yaa…yaaa…”)

d.      Restatement
Klien               : “Saya ingin membantu perekonomian keluarga saya, tapi orang tua menyuruh saya untuk tetap sekoalah karena pendidikan itu penting untuk masa depan saya.”
Konselor          : “coba bagus renungkan sebantar apakah pendidikan itu lebih penting atau membantu prang tua?”

e.       Reflection of Feeling
Klien               : “Saya sudah menuruti kemauan orang tua saya Pak, tapi saya ingin kemauan saya didengarkan oleh orang tua saya, ini juga menyangkut masa depan kesejahterahan keluarga saya Pak.”
Konselor          : “Gus, bapak tau kamu tidak nyaman dengan keadaan ini, kamu Nampak  kecewa denagn keputusan orang tua Bagus.”

f.       Clarification
Klien               : “Saya sebenarnya ingin sekolah yang tinggi tapi saya juga ingin bekarja untuk membantu meringankan beban orang tua.”
Konselor          : “Bagus pada dasarnya, ada perbedaan keinginan antara kamu dengan orang tuamu. Semuanya memang baik. Niat Bagus baik untuk membantu perekonomian keluarga, namun keinginan orang tua bagus juga lebih baik dengan menyuruh bagus untuk tetap sekolah, karena itu untuk masa depan bagus.




g.      Paraprashing
Klien               : “Pak Saya sayang kedua orang tua saya, namun saya juga ingin mereka mengerti niatan saya untuk membantu. Saya sudah tahu mana yang baik untuk saya. Saya tahu orang tua saya juga memikirkan masa depan saya, namun sesuatu yang dipaksakan hasilnya tidak akan baik.”
Konselor          : “Apakah bagus merasakan bahwa orang tuamu sebenarnya sayang terhadapmu Gus?”
Klien               : “Iya Pak, saya merasakannya, saya juga tahu bahwa orang tua saya menginginkan masa depan yang terbaik untuk saya.

h.      Structuring
Klien               : “Saya ingin agar kali ini orang tua saya terutama ayah mengizinkan saya untuk bekerja. Tapi Pak, saya juga tidak ingin melihat orang tua saya kecewa.”
Konselor          : “Gus, disini Bapak tidak dapat memberikan nasihat kepadamu. Namun, mari kita bicarakan masalahmu ini dan kemudian kita cari jalan keluarnya bersama-sama.”

i.        Lead
Klien               : “Kemarin saya baru mendapatkan pekerjaan dan saya ingin membuktikan saya bisa membagi waktu untuk bekerja dan sekolah.”
Konselor          : “oh begitu, bagaimana caranya bagus membagi waktu belajar dan bekerja sedangkan pekerjaan yang bagus dapatkan itu benturan dengan sekolah bagus?”

j.        Silence
Klien               : “Selama ini saya selalu bingung pada diri saya sendiri, kenapa orang tua saya harus di pecat dari pekerjaanya?”
Konselor          : “(diam untuk memberikan kesempatan pada klien untuk istirahat sejenak, setelah menumpahkan perasaannya berkaitan dengan keinginan orang tuanya bagus tetap fokus sekolah).”

k.      Reassurance
Klien               : “Selama ini saya telah menunjukkan dan membuktikan kepada orang tua saya, terutama ayah saya bahwa saya selalu berprestasi di kelas, tetapi saya ingin menunjukan bahwa saya bertangung jawab  dalam keluarga saya dan saya bukan anak kecil lagi. Saya pikir saya itu bisa membantu, untuk itu saya bekerja.
Konselor          : “Cukup baik apa yang sudah bagus lakukan untuk membantu keluarga , kamu sudah berusaha membuktikan kepada orang tuamu bahwa kamu bisa mmbantu perekonomian keluarga bagus.”

l.        Rejection
Klien               : “Saya bingung pak, apa saya harus sekolah sedangkan keluarga lagi btuh uang untuk biyaya hidup?”
Konselor          : “Menurut kamu Gus, apakah tindakan seperti itu akan dibenarkan dan dapat menyelesaikan masalah?”

m.    Advice
Klien               : “Saya harus bagaimana Pak?saya ingin melanjutkan sekolah estinggi mungkin, namun perekonomian keluarga saya lagi carut marut .”
Konselor          : “coba seandainya bagus diposisi orang tua apa yang akan bagus lakukan seandainya anaknya sedang sekolah dan menerima masalah yang bagus rasakan, apakah bagus tega untuk membiarkan masa depan anaknya suram karena membiarkan anaknya kerja untuk membantu perekonomian keluarganya dan hal itu membuat cita-cita anaknya tidak tercapai  Jadi,  pikirkan baik-baik keputusan bagus ini, dan bagus harus ingat semua yang orang tua  lakukan itu untuk kebaikan dan masa depanya baik, tidak seperti orang tuanya.”




n.      Interpretation
Klien               : “Saya bingung Pak.”
Konselor          : “Bapak paham itu Gus. Dari yang kamu ceritakan Gus, Bapak menangkap bahwa kamu mempunyai masalah dalam sikap.”

o.      Confortation
Klien               : “Saya sebenarnya sudah mulai lega Pak, karena Bapak tadi sudah membukakan mata saya.”
Konselor          : “Gus apa kamu benar-benar lega? Soalnya bapak tidak  melihat ada perubahan diwajah bagus yang menunjukan kelegaan, yang Nampak perasaan bingung.”
Klien               : “masa si pak? Tidak ah dah sedikit berubah.”

p.      Summarization
Konselor          : “Ya sukur kalau begitu. Baik Gus, pada akhirnya kita menyepakati bahwa masalah yang sedang kamu hadapi adalah masalah pribadi dengan orang tuamu karena perbedaan pendapat antara kamu dengan mereka tentang pendapatan keluarga bagus yang sedang menurun.”
Klien               : “Iya Pak.”

q.      Termination
Konselor          : “Bapak rasa kita akhiri konseling kita sampai disini San. Bagus juga sudah mendapatkan apa yang Bagus butuhkan.”
Klien               : “Iya Pak, terimakasih.”
Konselor          : “Iyah Sama-sama Gus.”
Klien               : “Ya sudah Pak, Saya mohon pamit dulu tuk masuk kelas.”
Konselor          : “Iyah. Belajar yang rajin yah Gus?”
Klien               : “Iyah pak. Wassalamualaikum...”
Konselor          : “Waalaikumsalam Wr. Wb.”



Tidak ada komentar:

Posting Komentar