Konseling Mikro (Micro Counseling)
v Biodata Klien:
Nama :
Bagus Yudanto
Umur :
15 Tahun
Alamat :
Jln. Pemuda no 1 pesantunan brebes Rt 06 Tw 03
Sekolah : SMP N 01 Wanasari Brebes
v Deskripsi Masalah:
Bagus adalah siswa di sekolah
menengah atas yang sedang duduk di kelas 1. Bagus adalah siswa yang banyak
disukai oleh teman-temannya karena sikapnya yang sangat menyenangkan bagi
teman-temanya. Prestasi bagus di sekolahnya juga cukup baik., ia selalu masuk
dalam pringkat lima besar. Walaupun begitu dia tetap tidak sombong sehingga banyak teman dan
guru-guru yang senang padanya. Tidak hanya dalam bidang akademik bagus
berprestasi namun dalam olah raga bagus juga memiliki prestasi yang banyak.
Bagus pernah mendapatkan jura 1 sepakbola tingkat kabupaten dan mendapatkan
juara satua sepak takrau tingkat kecamatan.
tetapi, akhir-akhir ini sikap bagus
mulai berubah. Sudah sebulan ini dia
terlihat berbeda, nilai-nilainya pun mulai menurun, bagus juga terlihat murung
dan pendiam, bahkan sekarang bagus kadang suka membolos. Hal ini yang membuat
teman-temanya yang mengenalnya menjadi bertanya-tanya. Tetapi, pada hari saptu
pagi bagus datang ke ruang BK dan
menemui salah satu guru BKnya. Bagus mulai menceritakan masalah yang membuatnya
sikapnya berubah pada akhir-akhir ini.
bagus memiliki masalah dengan
biyaya sekolahnya. Orang tuanya tidak mampu membayar biyaya sekolahnya lagi.
Karena ayahnya satu-satunya orang yang kerja di keluarganya, sedangkan ayahnya
di pecat dari pekerjaanya karena suatu alasan yang kurang jelas. Untuk itu
bagus mencoba cari kerja apa sajah untuk membantu perekonomian keluarganya. Hal
itu yang membuat bagus sekarang sikapnya berubah dan membolos karena harus
bekerja untuk membantu perekonomian keluarganya.
v Teknik yang Digunakan:
a.
Attending
Klien : “Assalamu’alaikum, selamat pagi Pak.”
Konselor :
“Walaikumsalam, slamat pagi juga bagus, silahkan duduk Gus.”
Klien :
“Trimakasih pak. Maaf Pak, pagi-pagi begini saya sudah menggangu Bapak.”
Konselor :
“Ah, tidak apa-apa Gus. Bagaimana kabar Bagus?”
Klien :
“Alhamdulillah, baik Pak.”
Konselor :
“Syukurlah kalau begitu.”
b. Opening
Konselor : “Apakah bagus membolos pelajaran?”
Klien : “Tidak Pak. Tadi habis ulangan dan gantian sama teman lainya pak.”
Konselor :
“oh begitu.apakah ada yang ingin bagus bicarakan dengan Bapak?”
c.
Acceptance
Klien :
“iyah pak. Saya bingung pak, orang tua menyuruh saya tetep sekolah sedangkan saya ingin membantu mereka dengan
bekerja untuk membantu perekonomian keluargaku.”
Konselor : “Bapak bisa mengerti apa yang sedang bagus rasakan.”
Klien :
“Bagaimana tidak bingung Pak, saya harus patuh dengan orang tua, tetapi saya
juga ingin membantu mereka Pak.”
Konselor :
(Konselor mengangguk-anggukan kepala dan memandangi klien sambil berucap
“yaa…yaaa…”)
d.
Restatement
Klien :
“Saya ingin membantu perekonomian keluarga saya, tapi orang tua menyuruh saya
untuk tetap sekoalah karena pendidikan itu penting untuk masa depan saya.”
Konselor :
“coba bagus renungkan sebantar apakah pendidikan itu lebih penting atau
membantu prang tua?”
e.
Reflection
of Feeling
Klien :
“Saya sudah menuruti kemauan orang tua saya Pak, tapi saya ingin kemauan saya
didengarkan oleh orang tua saya, ini juga menyangkut masa depan kesejahterahan
keluarga saya Pak.”
Konselor :
“Gus, bapak tau kamu tidak nyaman dengan keadaan ini, kamu Nampak kecewa denagn keputusan orang tua Bagus.”
f.
Clarification
Klien :
“Saya sebenarnya ingin sekolah yang tinggi tapi saya juga ingin bekarja untuk
membantu meringankan beban orang tua.”
Konselor :
“Bagus pada dasarnya, ada perbedaan keinginan antara kamu dengan orang tuamu.
Semuanya memang baik. Niat Bagus baik untuk membantu perekonomian keluarga,
namun keinginan orang tua bagus juga lebih baik dengan menyuruh bagus untuk
tetap sekolah, karena itu untuk masa depan bagus.
g.
Paraprashing
Klien :
“Pak Saya sayang kedua orang tua saya, namun saya juga ingin mereka mengerti
niatan saya untuk membantu. Saya sudah tahu mana yang baik untuk saya. Saya
tahu orang tua saya juga memikirkan masa depan saya, namun sesuatu yang
dipaksakan hasilnya tidak akan baik.”
Konselor :
“Apakah bagus merasakan bahwa orang tuamu sebenarnya sayang terhadapmu Gus?”
Klien :
“Iya Pak, saya merasakannya, saya juga tahu bahwa orang tua saya menginginkan
masa depan yang terbaik untuk saya.
h.
Structuring
Klien :
“Saya ingin agar kali ini orang tua saya terutama ayah mengizinkan saya untuk
bekerja. Tapi Pak, saya juga tidak ingin melihat orang tua saya kecewa.”
Konselor :
“Gus, disini Bapak tidak dapat memberikan nasihat kepadamu. Namun, mari kita
bicarakan masalahmu ini dan kemudian kita cari jalan keluarnya bersama-sama.”
i.
Lead
Klien :
“Kemarin saya baru mendapatkan pekerjaan dan saya ingin membuktikan saya bisa
membagi waktu untuk bekerja dan sekolah.”
Konselor :
“oh begitu, bagaimana caranya bagus membagi waktu belajar dan bekerja sedangkan
pekerjaan yang bagus dapatkan itu benturan dengan sekolah bagus?”
j.
Silence
Klien :
“Selama ini saya selalu bingung pada diri saya sendiri, kenapa orang tua saya
harus di pecat dari pekerjaanya?”
Konselor :
“(diam untuk memberikan kesempatan pada klien untuk istirahat sejenak, setelah
menumpahkan perasaannya berkaitan dengan keinginan orang tuanya bagus tetap
fokus sekolah).”
k.
Reassurance
Klien :
“Selama ini saya telah menunjukkan dan membuktikan kepada orang tua saya,
terutama ayah saya bahwa saya selalu berprestasi di kelas, tetapi saya ingin
menunjukan bahwa saya bertangung jawab
dalam keluarga saya dan saya bukan anak kecil lagi. Saya pikir saya itu
bisa membantu, untuk itu saya bekerja.
Konselor :
“Cukup baik apa yang sudah bagus lakukan untuk membantu keluarga , kamu sudah
berusaha membuktikan kepada orang tuamu bahwa kamu bisa mmbantu perekonomian
keluarga bagus.”
l.
Rejection
Klien :
“Saya bingung pak, apa saya harus sekolah sedangkan keluarga lagi btuh uang
untuk biyaya hidup?”
Konselor :
“Menurut kamu Gus, apakah tindakan seperti itu akan dibenarkan dan dapat
menyelesaikan masalah?”
m.
Advice
Klien :
“Saya harus bagaimana Pak?saya ingin melanjutkan sekolah estinggi mungkin,
namun perekonomian keluarga saya lagi carut marut .”
Konselor :
“coba seandainya bagus diposisi orang tua apa yang akan bagus lakukan
seandainya anaknya sedang sekolah dan menerima masalah yang bagus rasakan,
apakah bagus tega untuk membiarkan masa depan anaknya suram karena membiarkan
anaknya kerja untuk membantu perekonomian keluarganya dan hal itu membuat
cita-cita anaknya tidak tercapai
Jadi, pikirkan baik-baik
keputusan bagus ini, dan bagus harus ingat semua yang orang tua lakukan itu untuk kebaikan dan masa depanya
baik, tidak seperti orang tuanya.”
n.
Interpretation
Klien :
“Saya bingung Pak.”
Konselor :
“Bapak paham itu Gus. Dari yang kamu ceritakan Gus, Bapak menangkap bahwa kamu
mempunyai masalah dalam sikap.”
o.
Confortation
Klien :
“Saya sebenarnya sudah mulai lega Pak, karena Bapak tadi sudah membukakan mata
saya.”
Konselor :
“Gus apa kamu benar-benar lega? Soalnya bapak tidak melihat ada perubahan diwajah bagus yang
menunjukan kelegaan, yang Nampak perasaan bingung.”
Klien :
“masa si pak? Tidak ah dah sedikit berubah.”
p. Summarization
Konselor :
“Ya sukur kalau begitu. Baik Gus, pada akhirnya kita menyepakati bahwa masalah
yang sedang kamu hadapi adalah masalah pribadi dengan orang tuamu karena
perbedaan pendapat antara kamu dengan mereka tentang pendapatan keluarga bagus
yang sedang menurun.”
Klien : “Iya Pak.”
q.
Termination
Konselor :
“Bapak rasa kita akhiri konseling kita sampai disini San. Bagus juga sudah
mendapatkan apa yang Bagus butuhkan.”
Klien : “Iya Pak, terimakasih.”
Konselor : “Iyah Sama-sama Gus.”
Klien : “Ya sudah Pak, Saya mohon pamit dulu tuk masuk
kelas.”
Konselor : “Iyah. Belajar yang rajin yah Gus?”
Klien : “Iyah pak. Wassalamualaikum...”
Konselor : “Waalaikumsalam Wr. Wb.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar