KONSELING
ANALISIS TRANSAKSIONAL
Tugas ini
disusun guna memenuhi
Tugas Mata
Kuliah “Teori-teori Konseling II”
Dosen
Pengampu : Hastin Budisiwi, S. Psi
DI SUSUN
OLEH :
Andis Himawan 1111500174
Eko Hardiyanto 1111500193
Saeful Anwar 1111500056
Dewi Mustika Sari 1111500189
Dias Irmafatti 1111500015
Dwi Asih Anggraeni 1111500091
Laelatul Latifah 1111500202
BIMBINGAN DAN KONSELING
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PANCASAKTI TEGAL
2013 / 2014
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya, kami dapat
menyelesaikan Makalah Pendekatan Analisis Transaksional ini, tepat pada
waktunya. Makalah ini merupakan tugas mata kuliah “ Teori- Teori Konseling II
”.
Saya
ingin mengucapkan terima kasih kepada ibu Hastin Budisiwi,S.Psi. selaku dosen
mata kuliah ” Teori- Teori Konseling II ”. selama penyusunan makalah ini serta pihak-pihak yang telah membantu dan
tidak dapat disebutkan satu per satu.
Saya
juga menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu saya
sangat membutuhkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dan pada intinya
untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan agar dimasa yang akan datang lebih baik
lagi.
Tegal, 01 Maret 2013
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..........................................................................................................................
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
- Latar belakang masalah
- Rumusan masalah
BAB II PEMBAHASAN
A. Nama Pendekatan dan Tokoh
B.
Konsep dasar
C.
Tujuan
D.
Proses Konseling
E.
Teknik Konseling
F.
Kelemahan dan Kelebihan
G.
Asumsi Perilaku Bermasalah
H.
BAB III PENUTUP
A.
Simpulan
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang Masalah
Analisis
transaksional adalah salah satu pendekatan Psychotherapy yang menekankan pada
hubungan interaksional. Analisis transaksional dapat dipergunakan untuk terapi
individual, tetapi terutama untuk pendekatan kelompok. Pendekatan ini
menekankan pada aspek perjanjian dan keputusan. Melalui perjanjian ini tujuan
dan arah proses terapi dikembangkan sendiri oleh klien, juga dalam proses
terapi ini menekankan pentingnya keputusan-keputusan yang diambil oleh kien.
Maka proses terapi mengutamakan kemampuan klien untuk membuat keputusan baru,
guna kemajuan hidupnya sendiri.
Analisis
transaksional dikembangkan oleh Eric Berne tahun 1960. Dalam mengembangkan
pendekatan ini Eric Berne menggunakan berbagai bentuk permainan antara orang
tua, orang dewasa dan anak.
Berne
mengamati bahwa kehidupan sehari-hari banyak ditentukan oleh bagaimana ketiga
status ego (anak, dewasa, dan orang tua) saling berinteraksi dan hubungan
transaksional antara ketiga status ego itu dapat mendorong pertumbuhan diri seseorang,
tetapi juga dapat merupakan sumber-sumber gangguan psikologis.
B.
Rumusan Masalah
1.
Nama Pendekatan dan Tokoh
2.
Konsep dasar
3.
Tujuan
5.
Proses Konseling
6.
Teknik Konseling
7.
Kelemahan dan Kelebihan
8. Asumsi Perilaku Bermasalah
9.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Nama
Pendekatan dan Tokoh
Teori
analisis transaksional merupakan karya besar Eric Berne (1964), yang ditulisnya
dalam buku Games People Play. Berne adalah seorang ahli ilmu jiwa
terkenal dari kelompok Humanisme. Teori analisis transaksional merupakan teori
terapi yang sangat populer dan digunakan dalam konsultasi pada hampir semua
bidang ilmu-ilmu perilaku. Teori analisis transaksional telah menjadi salah
satu teori komunikasi antarpribadi yang mendasar.
Kata
transaksi selalu mengacu pada proses pertukaran dalam suatu hubungan. Dalam
komunikasi antarpribadi pun dikenal transaksi. Yang dipertukarkan adalah
pesan-pesan baik verbal maupun nonverbal. Analisis transaksional sebenarnya bertujuan
untuk mengkaji secara mendalam proses transaksi (siapa-siapa yang terlibat di
dalamnya dan pesan apa yang dipertukarkan).
B.
Konsep
Dasar
Analisis transaksional
didasarkan pada asumsi atau anggapan bahwa orang mampu memahami
keputusan-keputusannya pada masa lalu dan kemudian dapat memilih untuk
memutuskan kembali atau menyesuaikan kembali keputusan yang telah pernah
diambil. Berne dalam pandangannya meyakini bahwa manusia mempunyai kapasitas
untuk memilih dan dalam tingkat kesadaran tertentu individu dapat menjadi
mandiri dalam menghadapi persoalan-persoalan hidupnya.
Menurut Eric Berne status ego adalah suatu pola
perasaan dan pengalaman yang tetap, keadaan ego seseorang tidak tergantung pada
umur. Oleh karena itu apapun pekerjaan/jabatan seseorang, ia tetap memiliki 3
jenis status ego.
Analisis transaksional sebagai suatu sistem terapi
yang didasarkan pada suatu teori kepribadian yang memusatkan perhatiannya pada
tiga pola perilaku yang berbeda sesuai status egonya :
-
Status ego orang tua ( SEO )
Adalah bagian dari kepribadian yang menunujukkan
sifat-sifat orang tua. Orang tua dalam pandangan kita selalu akan
memperlihatkan sebagai nurturing parent (orang tua yang mengasuh) dan critical
parent (orang tua yangkritis).
-
Status ego dewasa ( SED )
Adalah bagian dari kepribadian yang menunjuk pada
berbagai gambaran sebagai bagian objektif dari kepribadian. Status egonya
memperlihatkan kestabilan, tidak emosional, rasional, bekerja dengan fakta dan
kenyataan-kenyataan, selalu berusaha untuk menggunakan informasi yang tersedia
untuk menghasilkan pemecahan yang terbaik dalam pemecahan berbagai masalah.
-
Status ego anak ( SEA )
Adalah bagian dari kepribadian yang menunujukkan
ketidakstabilan, masih dalam perkembangan, berubah-ubah, ingin tahu. Status
egonya berisi perasaan-perasaan, dorongan-dorongan, dan tindakan-tindakan yang
spontan.
Ada dua perilaku atau sikap anak, yang pertama
adalah natural child yaitu yang ditunjukkan dalam sikap impulsive, riang gembira
tak social, dan ekspresi secara emosional. Yang kedua adapted child yaitu
bagian dari status ego anak yang telah
disosialisasikan orang tua dan yang mengatur serta mendorong perilaku natural
child.
Berdasarkan teori dasar status ego, maka Harris
mengidentifikasi dan menggambarkan empat posisi utama dalam interaksi individu
dengan yang lainnya, menunjukkan sifat-sifat dan karakteristik kepribadiannya.
Secara teoritik posisi itu dikonseptualisasikan
sebagai berikut :
a.
I’m OK – You’re OK
Posisi ini menunjukkan gambaran kepribadian
seseorang yang sangat positif karena secara transaksional apayang dia pikirkan
juga mendapat dukungan orang lain. Keputusan yang diambilnya didasarkan pada
keyakinan yang lebih kuat, karena baik dirinya maupun orang lain sama-sama
menyetujui.
Individu yang memiliki posisi ini akan merasa aman
dalam keberadaannya sebagai manusia dan keberadaan orang lain disekitarnya.
b.
I’m OK – You’re not OK
Posisi ini digunakan individu yang merendahkan orang
lain atau mencurigai motif-motif orang lain. Haris disini mengatakan bahwa
posisi ini berkembang dari suatu reaksi yang berlebihan terhadap perlakuan not
OK. Contoh dari ini adalah perilaku kriminal yang marak, hal ini terjadi akibat
dari pengambilan posisi I’m OK – You’re not OK.
Individu yang memiliki posisi ini, mereka adalah
individu-individu yang selalu merasa benar dan orang lain salah.
c.
I’m not OK – You’re OK
Posisi ini menunjukkan gambaran kepribadian
seseorang sebagai individu yang memerlukan kasih sayang, bantuan,
mengharapsesuatu, membutuhkan penghargaan, karena orang itu merasa inferior (
bahwa anak sering mengatakan dirinya tidak mampu dan lemah atau not OK ) dari
yang lain.
Seorang
individu yang memilih posisi ini akan patuh dan selalu mengikuti perintah orang
lain. Posisi ini memang dapat mengarahkan pada kehidupan yang produktif tetapi
tidak memuaskan. Dan pada posisi ini sering kali akan menyebabkan anak
melakukan pengunduran diri, depresi, dan tindakan bunuh diri karena anak
menganggap dirinya itu not OK.
d.
I’m not OK – You’re not OK
Posisi ini menunjukkan gambaran kepribadian
seseorang dimana orang tersebut berada dalam keadaan pesimis, putus asa, tidak
dapat mengatasi dirinya, juga orang lain tidak dapat membantu, frutasi karena
dari transaksi yang ada, baik dirinya sendiri maupun orang lain tidak ada yang
OK.
Contoh : karena pengaruh orang tua yang yang
mengetahui anaknya telah cukup umur. Maka orang tua akan mulai menjauh diri
dari anaknya karena orang tua berfikir bahwa anaknya sudah cukup umur dan bisa
memelihara dirinya.
Posisi
ini yang dipilih oleh individu, maka dalam kehidupannya individu tersebut akan
hanya melewati hari-hari dan kehidupannya tanpa arti. Dan akan berdampak pada
tindakan anak atau perilaku seperti bumuh diri atau pembunuhan.
C. Tujuan
Tujuan
utama dari terapi analisis transaksional adalah :
-
Membantu klien untuk membuat keputusan-keputusan baru
dalam mengarahkan atau mengubah tingkah laku dalam kehidupannya.
-
Memberikan kepada klien suatu kesadaran serta
kebebasan untuk memilih cara-cara serta keputusan-keputusan mengenai posisi
kehidupannya serta menghindarkan klien dari cara-cara yang bersifat
deterministic.
-
Memberikan bantuan kepada klien berupa
kemungkinan-kemungkinan yang dapat dipilih untuk memantapkan dan mematangkan
status egonya.
- Proses Konseling
Dalam proses konseling, konselor dan klien bekerja sama
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama. Dalam kerjasama tersebut,
konselor dan klien melaksanakan tanggung jawab masing-masing sebagaimana telah
ditetapkan. Dan dalam analisis transaksional ini, konselor dan klien sama-sama
aktif berupaya untuk mencapai tujuan konseling.
Menurut Harris peranan terapis dalam analisis
transaksional lebih bersifat sebagai guru, trainer ataupun sebagai manusia
sumber informasi. Sifat utama hubungan di sini diatur dalam perjanjian bersama
antara klien dan konselor. Klien menyepakati suatu tujuan bersama konselor.
Selanjutnya dalam hubungan ini klien akan mulai mencoba
mengubah perilakunya berdasarkan tujuan yang telah disepakati bersama, dan
klien akan mulai mengembangkan rasa tanggung jawabnya.
Dalam proses konseling analisis transaksional berfungsi
untuk memelihara arah konseling agar tetap terpusat pada tujuan yang ingin
dicapai, memberikan arah baik bagi konselor maupun klien, mengukur kemajuan
proses konseling, dan memperjelas hubungan konselor dan klien.
- Teknik-teknik dalam Analisis Transaksional
Menurut M.Ramli Secara umum Teknik-teknik yang dapat
dipilih dan diterapkan dalam Analisis Transaksional, yaitu:
Permission (Pemberian Kesempatan), dalam konseling
kesempatan ini diberikan kepada kilen untuk; 1) menggunakan waktunya secara
efektif tanpa melakukan ritual pengunduran diri; 2) mengalami semua status ego
yang biasanya dilakukan dengan mendorong klin menggunakan kemampuan Status Ego
Dewasa untuk menikmati kehidupan; 3) tidak memainkan permainan dengan cara
tidak membiarkan klian memainkannya.
Protection (Proteksi), klien mungkin akan merasa
ketakutan setelah ia menerima kesempatan untuk menghentikan perintah-perintah
orang tua dan menggunakan Status Ego Dewasa dan Status Ego Anak.
Potency (Potensi). Seorang konselor ahli sihir ,
melainkan orang tahu apa yang akan dilakukan dan kapan melakukannya. Oleh
karena itu kemampuan konselor terletak pada keahliannya, sehingga keterampilan
tersebut efektif secara optimal.Teknik Khusus menurut berne terdiri atas
delapan teknik yaitu: Interogasi, Spesifikasi, Konfrontasi, Eksplanasi,
Illustrasi, Konfirmasi, Interprestasi, Kristalisasi
i.
Analisis Transaksional
Analisis Transaksional memperhatikan interaksi antara
berbagai status ego. Ada tiga macam tipe transaksi ;
e. Transaksi
komplementer ( melengkapi )
Yaitu bila stimulus yang diberikan mendapat respon
yang diharapkan. Jenis transaksi ini
merupakan jenis terbaik dalam komunikasi antarpribadi karena terjadi kesamaan
makna terhadap pesan yang mereka pertukarkan, pesan yang satu dilengkapi oleh
pesan yang lain meskipun dalam jenis sikap ego yang berbeda. Transaksi
komplementer terjadi antara dua sikap yang sama, sikap dewasa. Transaksi
terjadi antara dua sikap yang berbeda namun komplementer. Kedua sikap itu
adalah sikap orang tua dan sikap anak-anak. Komunikasi antarpribadi dapat
dilanjutkan manakala terjadi transaksi yang bersifat komplementer karena di
antara mereka dapat memahami pesan yang sama dalam suatu makna.
Contoh :
-
Saya kesal sekali. Ingin rasanya membuang dan melempar
semua barang-barang ini.
-
Ada hal yang membuat kamu marah, sehingga kamu ingin
merusak semuanya? Begitukah?
f. Transaksi
silang ( crossed )
Yaitu bila respon terhadap stimulus tidak seperti yang
diharapakan. Hal ini terjadi manakala pesan yang dikirimkan
komunikator tidak mendapat respons sewajarnya dari komunikan. Akibat dari
transaksi silang adalah terputusnya komunikasi antarpribadi karena kesalahan
dalam memberikan makna pesan. Komunikator tidak menghendaki jawaban demikian,
terjadi kesalahpahaman sehingga kadang-kadang orang beralih ke tema pembicaraan
lain.
Contoh :
-
Aduh, rasanya sebel sekali jika ada orang yang selalu
bicara terus-menerus seperti sekarang ini.
-
Begitu saja mengeluh.
g. Transaksi
tersembunyi/terselubung ( ulterior )
Jika terjadi campuran beberapa sikap di antara
komunikator dengan komunikan sehingga salah satu sikap menyembunyikan sikap
yang lainnya. Sikap tersembunyi ini sebenarnya yang ingin mendapatkan respons
tetapi ditanggap lain oleh si penerima. Maksudnya adalah bila stimulus yang
tampaknya dewasa seharusnya diarahkan pada dewasa. Tetapi dalam terselubung
adalah menyembunyikan maksud yang sebenarnya yaitu sikap dewasanya malah justru
mengarah lain bukan ke dewasa, tetapi dewasa ke anak atau orang tua ke anak.
Dalam transaksi tersembunyi/terselubung ini biasanya
diikuti oleh bahasa non verbal (pergantian tinggi nada suara, ekspresi wajah,
sikap badan).
Contoh :
-
Jam berapa kita latihan dan meeting hari ini selesai?
-
Jam 21:00. Masih ada waktu untuknonton ke bioskop.
i.
Analisis Struktural
Teknik ini dapat dikatakan sebagai alat untuk mendorong
seseorang menjadi sadar terhadap isi dan fungsinya dari ego statusnya
masing-masing. Dalam proses analisis transaksional klien belajar bagaimana
mengidentifikasi dirinya dengan status egonya sendiri. Analisis struktural
membantu klien memecahkan kembali pola-pola status ego yang dimunculkannya
dalam proses transaksional. Dalam kaitan ini analisis struktural mendasarkan
pada dua masalah yang berhubungan dengan struktur kepribadian yakni :
-
Kontaminasi dan
-
Eksklusi
I.
Kontaminasi
Terjadi bilamana isi dari salah satu status ego bercampur
dengan status ego yang lain seperti :
-
SEO berkontaminasi dengan SED
Contoh refleksi pernyataan :
Anda tidak dapat menghargai kelompok minoritas yang
terkutuk itu. Pernyataan ini menunjukkan sikap dan ide prasangka yang merupakan
ciri utama dari jenis kontaminasi ini.
-
SEA berkontaminasi dengan SED
Contoh refleksi pernyataan :
Setiap orang selalu mencari saya, tak seorang pun yang
berbuat baik. Pernyataan ini menunjukkan gangguan persepsi tentang realitas
yang merupakan ciri dari jenis kontaminasi ini.
-
SEO dan SEA berkontaminasi dengan SED
Refleksi pernyataan jenis kontaminasi ini lebih bersifat
mengklonkusikan tipe-tipe pernyataan pada kontaminasi orang tua dan anak.
Pernyataannya lebih bersifat depensif dan rasional.
J. Eksklusi
Terjadi bilamana SEO, SED, dan SEA menjadi eksklusif (membengkak). Ada tiga hal:
-
SEO yang konstan, maka akan mengeksklusif SED dan SEA
Orang yang selalu berorientasi dalam pekerjaan dan tugas.
Dia menjadi orang yang moralistis, judgemental, dan demand (selalu membutuhkan
orang lain). Namun perilakunya mendominasi dan otoriter.
-
SED yang konstan, maka akan mengeksklusif SEO dan SEA
Orang yang objektif, yang selalu bekerja dengan
mempertimbangkan pernyataan-pernyataan fakta, kurang memiliki perasaan dan
kurang spontan.
-
SEA yang konstan, maka akan mengeksklusif SEO dan SED
Orang yang memperlihatkan perilaku anak, selalu bersifat
bergantung, lari dari tanggung jawab, ingin mencoba-coba, tidak stabil dalam
perilaku, kurang mampu untuk berpikir, dan mengatasi permasalahan sendiri.
3. Analisis
Script
Analisis Script ini didasarkan pada konseppsikologi
seseorang. Teknik ini didasarkan agar setiap individu untuk mengungkapkan
posisinya dalam kehidupannya (life script) untuk menghadapi suatu peristiwa
tertentu kemudian di analisis apakah ia berada dalam posisi :
-
I’m OK – You’re OK
-
I’m not OK – You’re OK
-
I’m OK – You’re not OK
-
I’m not OK – You’re not OK
Dari posisi diatas dapat dianalisis tentang sifat,
karakteristik, serta kondisi psikologi yang dimiliki seseorang. Jika individu
sadar akan life script nya maka posisi itu dapat diubah dan diprogramkan.
Karena Analisis Script ini membuka alternatif baru bagi seseorang dalam memilih
dan menentukan tindak lanjut kehidupannya.
4. Role
Playing (bermain peranan)
Prosedur transaksional dapat juga dikombinasikan teknik
psikodrama atau role playing. Dalam terapi kelompokini situasi role playing
dapat melibatkan berbagai peran yang diharapkan dari anggota-anggota, termasuk
peran tertentu yang menunjuk ego tertentu yang diharapkan.
Melalui
role playing ini klien kita tempatkan pada peran tertentu yang harus ia
mainkan. Melalui permainan yang diciptakan ini diharapkan klien dapat mengubah
perilakunya.
Contoh :
Dalam interaksi dengan konselor ia selalu mengemukakan
bahwa ia tidak bisa mengerjakan pekerjaan si A yang selalu dapat mengatsi
masalah dengan dewasanya, sedangkan dirinya merasa masih belum bisa seperti si
A tapi masih belum bisa mengatasi masalahnya dengan sikap yang dewasa.
Maka dalam role playing, konselor justru akan menjadikan
anak tersebut untuk berperan sebagai si A. Disamping itu tanpamelibatkan suatu
peran tertentu klien dapat belajar dari anggota yang lainnya, bagaimana ia
harus bisa berorientasi dengan status ego yang diharapkan.
5. Family
Modeling
Teknik ini digunakan sebagai salah satu pendekatan dalam
analisis struktural, khususnya untuk melihat model SEO, SED, SEA. Melalui
teknik ini, klien diminta untuk berimajinasi terhadap posisi tertentu.
Contoh :
Bagaimana kalau ia menjadi seorang direktur, aktor atau
profesor. Selanjutnya imajinasi itu dan bayangannya ini digantikan
(disubstitusikan) dalam situasi kelompok model ( dalam lingkungan anggota
keluarganya ).
- Keuntungan Konseling Analisis Transaksional
Beberapa keuntungan Konseling
Analisis Transaksional adalah :
-
Terminologi yang sederhana
dapat dipelajari dengan mudah diterapkan dengan segera pada perilaku yang
kompleks.
-
Klien diharapkan dan didorong
untuk mencoba dalam hubungan di luar konselinguntuk mengubah perilaku yang
salah,
-
Perilaku klien ”disini dan
sekarang”, merupakan cara untuk membawa perbaikan klien.
-
Penekanan pada pengalaman masa
kini dan lingkungan sosial.
.
Kelemahan dan Kelebihan Dalam Pendekatan Analisis Transaksional
Kelebihan
Menurut Gerald Corey :
- Sangat berguna dan para konselor dapat dengan mudah menggunakannya.
- Menantang konseli untuk lebih sadar akan keputusan awal mereka.
- Integrasi antara konsep dan praktek analisis transaksional dengan konsep tertentu dari terapi gestalt amat berguna karena konselor bebas menggunakan prosedur dari pendekatan lain. Bab ini menyoroti perluasan pendekatan Berne oleh Mary dan almarhum Robert Goulding (1979), pemimpin dari sekolah redecisional TA. The Gouldings berbeda dari pendekatan Bernian klasik dalam beberapa cara. Mereka telah digabungkan TA dengan prinsip-prinsip dan teknik-teknik terapi Gestalt, terapi keluarga, psikodrama, dan terapi perilaku. Pendekatan yang redecisional pengalaman anggota kelompok membantu kebuntuan mereka, atau titik di mana mereka merasa terjebak. Mereka menghidupkan kembali konteks di mana mereka membuat keputusan sebelumnya, beberapa di antaranya tidak fungsional, dan mereka membuat keputusan baru yang fungsional. Redecisional terapi ini bertujuan untuk membantu orang menantang diri mereka untuk menemukan cara-cara di mana mereka menganggap diri mereka dalam peran dan victimlike untuk memimpin hidup mereka dengan memutuskan untuk diri mereka sendiri bagaimana mereka akan berubah.
- Memberikan sumbangan pada konseling multikultural karena konseling diawali dengan larangan mengaitkan permasalahan pribadi dengan permasalahan keluarga dan larangan mementingkan diri sendiri
Kelemahan
Gerald Corey, 1982: 398)
- Banyak Terminologi atau istilah yang digunakan dalam analisis transaksional cukup membingungkan.
- Penekanan Analisis Transaksional pada struktur merupakan aspek yang meresahkan.
- Konsep serta prosedurnya dipandang dari perspektif behavioral, tidak dapat di uji keilmiahannya
- Konseli bisa mengenali semua benda tetapi mungkin tidak merasakan dan menghayati aspek diri mereka sendiri.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Pada dasarnya kata transaksi selalu mengacu pada proses pertukaran
dalam suatu hubungan. Dalam komunikasi antarpribadi pun dikenal transaksi. Yang
dipertukarkan adalah pesan-pesan baik verbal maupun nonverbal. Analisis
transaksional sebenarnya bertujuan untuk mengkaji secara mendalam proses
transaksi (siapa-siapa yang terlibat di dalamnya dan pesan apa yang
dipertukarkan).
Dalam terapi ini hubungan klien dengan konselor dipandang
sebagai suatu transaksional ( interaksi, tindakan yang diambil, tanya jawab )
dimana masing-masing partisipan berhubungan satu dengan yang lainnya sebagai
fungsi tujuan tertentu. Setiap tindakan dengan orang lain merupakan proses
timbal-balik dan peraturan memulai, merespon, dan memberi umpan balik.
Berne mengamati bahwa kehidupan sehari-hari banyak
ditentukan oleh bagaimana ketiga status ego (anak, dewasa, dan orang tua)
saling berinteraksi dan hubungan transaksional antara ketiga status ego itu
dapat mendorong pertumbuhan diri seseorang, tetapi juga dapat merupakan
sumber-sumber gangguan psikologis jika ketiga ego tersebut tidak dimanfaatkan
dengan baik karena hanya menerapkan satu jenis status ego saja ( SEA,SEO, atau
SED ).
DAFTAR PUSTAKA
Surya Mohammad, (2003). Teori-teori Konseling. Bandung: Pustaka Bani Quraisy.
Supriyo, Mulawarman, (2006). Keterampilan Dasar Konseling. Semarang: Universitas Negeri
Semarang.
Pujosuwarno Sayekti, (1993). Berbagai Pendekatan dalam Konseling. Yogyakarta: Menara Mas Offset.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar